27/02/11

Mahasiswa Indonesia Bongkar Kebohongan Media Barat Tentang Situasi Libya


Seperti apa sesungguhnya kondisi di Libya? Media-media menyebutkan pembantaian berdarah terjadi di negara itu terhadap para demonstran penentang Muammar Gaddafi. Namun, menurut catatan seorang mahasiswa Indonesia yang tinggal di Tripoli, Hendi Nugraha, pembantaian tidak terjadi di Tripoli.

Berikut catatan mahasiswa asal Tasikmalaya yang kini menempuh kuliah tahun kedua jurusan ekonomi Dakwah Islaamiyyah di Tripoli itu:

Ketika membaca pemberitaan media-media baik nasional maupun internasional tentang Libya, sebagai orang yang sampai saat ini tinggal di Tripoli, ibukota Libya, jujur saya merasa kecewa. Begitu banyak berita-berita tersebut, khususnya mengenai Tripoli, yang kebenarannya harus diklarifikasi lebih lanjut karena ternyata tidak sesuai dengan apa yang saya lihat.

Senin, 21 Februari 2011
Senin malam 21 Februari 2011 diberitakan bahwa beberapa daerah di Libya seperti Fashloum, Tajuuro, Suuq Jum’ah dll dibombardir militer. Saat itu juga, teman saya mahasiswa asal Pakistan menelepon beberapa kenalannya yang tinggal di saerah-daerah tersebut. Dan ternyata kata mereka, tidak ada apa-apa disana.

Nahnu naaimuun,, maa fisy haajah,, maa fisy syai (kami pada tidur,, tidak ada apa-apa disini).. kata mereka. Memang kenalan yang di Fashloum mengatakan bahwa sempat terdengar suara tembakan dan setelah itu kembali tenang. Selasa siangnya, ‘amiid kuliah memberitahu kami bahwa memang ada beberapa orang tidak dikenal yang melepaskan tembakan di Fashloum dengan motif yang belum diketahui. Wallahu a’lam.

Selasa, 22 Februari 2011
Beberapa media memberitakan bahwa sepanjang hari selasa 22 februari 2011, para demonstran penentang Gaddafi di Tripoli ditembaki militer baik melalui helikopter ataupun melalui jet tempur (dibombardir..???) sehingga mayat-mayat bergelimpangan dan tidak ada satupun yang mampu menolong mereka yang terluka karena militer terus melepaskan tembakan.

Wallahi, sepanjang hari selasa tersebut saya sama sekali tidak mendengar suara tembakan ataupun helikopter dan pesawat jet, kecuali beberapa suara tembakan ke udara dan kembang api yang ditembakkan sebagai respon atas seruan Gaddafi menjelang maghrib kepada para pendukungnya untuk memenuhi jalan-jalan Libya untuk menunjukkan pada dunia bahwa rakyat masih mendukungnya.

Tidak seperti beberapa pemberitaan yang menyebutkan bahwa sepanjang selasa malam militer masih menembaki para penentang Gaddafi di Tripoli, padahal malam itu jalan-jalan Tripoli dipenuhi pendukung Gaddafi. Jadi mana mungkin militer menembaki mereka.

Rabu, 23 Februari 2011
Media kembali memberitakan bahwa sepanjang selasa malam sampai rabu siang pembantaian terus berlanjut di Tripoli. Diberitakan juga bahwa para milisi dan milioter pendukung Gaddafi membersihkan mayat-mayat yang berserakan di jalan-jalan dan tembakan terdengar tiada henti sepanjang selasa malam.

Kembali saya tegaskan bahwa suara tembakan yang saya dengar pada selasa malam adalah respon atas seruan Gaddafi dan itu pun tidak berlangsung lama. Saya khawatir suara tembakan itu lah yang diberitakan media dan ditafsirkan sebagai tembakan pembantaian terhadap terhadap demonstran. Pada malam itu saya justru mendengar banyak suara klakson dan kembang api dari jalan-jalan di Libya. Sementara itu televisi pemerintah menayangkan demo para pendukung gaddafi di Saahah Khadraa (alun-alun Tripoli), Sabha dan Sirte.

Sulit dipercaya jika ada pembantaian di malam itu, mengingat malam itu pula, pemerintah mengadakan jumpa press yang dihadiri kalangan jurnalis kecuali al-Jazeera (lihat http://www.kkmilibya.com/?p=179).

Adapun rabu siang, siaran televisi menayangkan kondisi jalan-jalan Tripoli yang bebas dari bekas-bekas rudal dsb. Beberapa pemuda juga dimintai komentar terkait beberapa pemberitaan “kreatif” media-media luar.

Beberapa berita bohong lainnya misalkan berita pelarian Gaddafi ke Venezuela yang langsung dibantah Gaddafi sendiri ataupun berita bahwa Gaddafi sudah terkepung di rumahnya, atau beberapa gambar demonstrasi yang ditayangkan ternyata gambar demonstrasi tahun 2004 dan 2005 (mengomentari hal itu, ‘amid kuliah sempat berkomentar “apakah logis demonstrasi di musim dingin tapi memakai baju musim panas..??”).

Satu hal yang saya khawatirkan adalah adanya konspirasi yang sedang berjalan untuk memojokkan pemerintah Libya dan nantinya, memberi legitimasi Amerika dan sekutunya untuk intervensi dan menjadikan Libya seperti Iraq dan Afganishtan. Bahkan dalam salah satu konferensi pressnya, pemerintah Libya sempat memperlihatkan helikopter Amerika yang terlihat mengudara di atas Jabal Akhdhar, sebagai bukti adanya intervensi asing.

Saya tidak menyangkal bahwa Libya saat ini sedang mengalami masa krisis yang bisa jadi pada nantinya memaksa kita, warga Indonesia di Libya, untuk dievakuasi yang berdasar audiensi dengan pihak KBRI, KBRI pun telah siap dengan skenario tersebut. Saya pun tidak menyangkal bahwa memang telah terjadi bentrokan antara pemerintah dan demonstran anti Gaddafi di daerah-daerah timur seperti Benggazhi dan Baydha yang telah menelan korban jiwa.

Meski dengan adanya beberapa contoh “berita-berita kreatif” seperti dicontohkan diatas, saya pun menjadi sangsi akan jumlah korban yang diberitakan (pihak pemerintah sendiri merilis bahwa jumlah keseluruhan korban jiwa sekitar 300 orang baik dari warga sipil maupun militer). Wallahu a’lam.
 

Copyright © ANEKA IMFO.COM Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger