24/04/11

Kerusakan Alam Membawa Bencana


Bencana bukanlah murka Tuhan. Bencana adalah akumulasi kerusakan alam.
Contohnya, wabah ulat bulu terjadi belakangan ini akibat perubahan suhu yang
mempercepat siklus kehidupan ulat dan berkurangnya predator.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, jumlah bencana meningkat drastis
mulai tahun 1998. Bencana yang paling sering terjadi sejak tahun 1815 hingga
2010 di Indonesia adalah banjir — 31 persen dari total kejadian bencana.
Perubahan iklim ditengarai berkontribusi dalam meningkatnya frekuensi bencana
muncul. Berubahnya iklim global memicu banjir, longsor, kekeringan, badai, dan
perubahan ekosistem darat maupun laut.
Perubahan iklim apa yang akan terjadi jika perusakan bumi terus dilanjutkan?
Buku Climate Stabilization Targets menjelaskan, kadar CO2 dalam udara saat ini
berada pada tingkat paling tinggi dalam 800 ribu tahun. Jumlah ini bisa
bertambah dua kali lipat pada akhir abad ini. Padahal, karbon dioksida berperan
dalam separuh efek rumah kaca. Jika hal ini terus terjadi, suhu bumi akan
mengalami peningkatan secara global.
Setidaknya pada tahun 2100 seluruh es di Antartika akan mencair dan meningkatkan
permukaan laut hingga 50 cm. Indonesia sebagai negara kepulauan akan sangat
terpengaruh. Jika ini terjadi, banyak pulau yang akan hilang, banyak daratan di
tepi pantai yang akan tertutup air sehingga tak bisa lagi dihuni. Musim menjadi
tak bisa ditebak, dengan curah hujan yang meningkat dan makin berkurang pada
beberapa daerah.
Sayangnya, pelestarian alam selalu berbenturan dengan kegiatan ekonomi. Rusaknya
lingkungan tak jauh dari peran pemerintah yang masih kurang peduli. Alam belum
menjadi pertimbangan penting dalam penerbitan Surat Kuasa Pertambangan, Hak
Pengelolaan Hutan maupun Hak Pengelolaan Pesisir dan Perikanan.
Izin resmi ini tidak boleh digunakan sebagai pembenar perusakan alam. Kondisi
lingkungan lokal sangat berpengaruh terhadap perubahan iklim bumi alias climate
change.
Tak perlu menunggu, setiap orang bisa berpartisipasi menyayangi bumi dengan
cara-cara yang sederhana. Misalnya dengan menanam pohon di lingkungan sekitar,
mendaur ulang, mengurangi penggunaan plastik, hemat air dan menggunakan listrik
dengan bijak. Menggunakan transportasi umum, sepeda atau berjalan kaki juga
dapat menjadi pilihan mengurangi emisi bahan bakar.
Syaratnya, tindakan-tindakan itu harus menjadi bagian dari gaya hidup
sehari-hari — bukan hanya dilakukan ketika memperingati Hari Bumi.
Apa yang sudah Anda lakukan?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © ANEKA IMFO.COM Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger