22/03/11

Penyakit-penyakit Akibat Stres

Jakarta, Stres bukan hanya masalah psikologis,
karena dampaknya juga cukup besar terhadap kesehatan fisik. Gejalanya mudah
dikenali, namun jarang dilihat sebagai tanda bahwa stres tengah melanda.
Setidaknya ada 10 penyakit akibat stres.

Kenyataannya seringkali stres dianggap tidak perlu diobati, terutama jika
akibatnya hanya keluhan-keluhan ringan seperti migrain dan perut mulas. Orang
tetap berharap penyakitnya akan sembuh setelah stresnya hilang sehingga tidak
perlu diobati.

Berikut ini beberapa keluhan kesehatan yang sering dialami saat stres melanda,
dikutip dari Prevention, Kamis (20/5/2010).

Sakit kepala serta migrain
Daya tahan tubuh bisa menurun karena stres lalu memicu migrain menurut Todd
Schwedt, MD, direktur pusat sakit kepala di Washington University. Untuk
menghindarinya, pastikan pola makan dan tidur dalam sepekan selalu terjaga.

Kram yang sangat sakit
Ketidakseimbangan hormon saat stres bisa mengakibatkan kram yang sangat
menyakitkan, terutama pada wanita. Saat stres, risiko mengalami kram 2 kali
lebih besar karena aktivitas syaraf simpatis lebih tinggi. Olahraga secara
teratur dapat mencegahnya.

Sakit di sekitar mulut
Rahang terasa nyeri merupakan tanda bahwa stres tengah melanda. Tanpa disadari,
gigi atas dan bawah saling menggeretak saat stres dan memicu tekanan berlebih di
pelipis. Gejala ini bisa dicegah dengan memasang pelindung di antara kedua gigi
saat tidur malam.

Jarang bermimpi saat tidur
Mimpi terbentuk secara bertahap, sehingga butuh kondisi tidur nyenyak. Ini sulit
terjadi saat sedang stres, sebab tidurnya menjadi tidak nyenyak. Jika sering
terjaga tengah malam, maka proses terbentuknya mimpi akan terganggu.

Gusi berdarah
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa stres meningkatkan risiko penyakit
periodontal (gigi dan mulut) pada seseorang. Meningkatnya hormon kortisol saat
stres akan melemahkan sistem imun, dan memudahkan infeksi bakteri ke dalam gusi.

Jerawat dimana-mana
Profesor dermatologi dari Wake Forest University, Gil Yosipovitch, MD mengungkap
bahwa stres meningkatkan risiko inflamasi termasuk di wajah. Untuk mencegah
munculnya jerawat, oleskan pelembab dan lotion yang mengandung asam salisilat
saat stres.

Ingin makan yang manis-manis
Jika wanita menjadi ingin makan cokelat saat akan menstruasi, ini bukan
disebabkan hormon progesteron. Penelitian di University of Pennsylvania
membuktikan, saat menopause sekalipun wanita tetap mengalami gejala itu.
Penelitian tersebut mengungkap, sesungguhnya penyebab ingin makan yang
manis-manis adalah stres.

Kulit gatal-gatal
Sebuah penelitian di Jepang mengungkap, orang yang mengalami pruritis (penyakit
kulit yang dicirikan oleh gatal-gatal kronis) 2 kali tebih rentan mengalami
stres. Namun penelitian tersebut juga mengungkap hal yang sebaliknya, bahwa
stres itu sendiri juga bisa mengaktifkan sejumlah serabut syaraf yang memicu
sensasi gatal.

Alergi yang lebih parah dari biasanya
Menurut sebuah penelitian di Ohio State University tahun 2008, pikiran gelisah
dan tidak tenang dapat memperparah kondisi pada penderita alergi. Hormon stres
diyakini memicu produksi imunoglobulin E (IgE), yakni protein dalam darah yang
menyebabkan reaksi alergi.

Mendadak sakit perut
Pada orang stres, risiko mengalami sakit perut meningkat 3 kali lipat
dibandingkan saat rileks. Penyebab pastinya belum diketahui, tetapi sebuah teori
menyebutkan bahwa jaringan syaraf di otak dan usus saling terhubung. Ketika
syaraf otak bereaksi terhadap stres, syaraf di usus menangkap sinyal yang sama
dan memberikan respon tertentu misalnya rasa mulas.

(up/ir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

Copyright © ANEKA IMFO.COM Design by O Pregador | Blogger Theme by Blogger Template de luxo | Powered by Blogger