Saat orangtua minum kopi, terkadang suka
memberikan satu atau dua sendok kopi pada balitanya. Orangtua percaya dengan
diberi kopi dapat mencegah anak terkena kejang-kejang.
Kebiasaan memberi kopi ke anak bahkan sudah menjadi tradisi oleh sebagian
masyarakat. Tapi benarkah memberikan kopi ke balita bisa membuat anak tak
terkena setip?
"Sampai saat ini kabar tersebut masih mitos dan belum pernah ada penelitian yang
bisa menjelaskan tentang hal tersebut," ujar dr Rifan Fauzie, SpA, saat
dihubungi detikHealth, Jumat (23/7/2010).
dr Rifan mengatakan hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, ada beberapa orangtua
yang justru memberikan anaknya kopi saat sedang terjadi kejang. Kondisi ini
menurutnya sangat berbahaya, karena saat sedang kejang proses menelannya akan
terganggu.
"Kopi yang diberikan saat anak sedang kejang tidak akan masuk pencernaan atau ke
lambung, tapi akan masuk ke paru-paru. Nantinya kopi ini akan menimbulkan reaksi
yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan di paru-paru," ungkap dokter yang
berpraktek di RSAB Harapan Kita.
Kopi yang dikonsumsi bisa merangsang sistem simpatik. Karenanya orang dewasa
yang jarang mengonsumsi kopi bisa menyebabkan jantung berdetak lebih cepat atau
menyebabkan diare jika minum kopi. Hal ini juga berlaku pada balita yang
diberikan kopi meskipun jumlahnya sangat sedikit.
"Pada intinya memberikan kopi pada anak-anak akan lebih banyak efek sampingnya
dibandingkan dengan manfaatnya," ujar dokter berusia 40 tahun ini.
Salah satu cara untuk mencegah anak mengalami kejang adalah dengan menurunkan
temperatur demamnya, misalnya dengan cara mengompres hangat, memberikan minum
yang banyak atau memberi obat penurun demam.
Karenanya penting bagi orangtua untuk memiliki termometer di rumah, jika anak
demam bisa secara teratur mengukur suhunya dan jika sudah mencapai suhu 37-38
derajat celsius segera beri pertolongan.
"Jika ada riwayat mengalami kejang atau pernah kejang demam sebelumnya,
disarankan untuk menurunkan temperaturnya agar tidak tinggi sehingga dapat
memicu kejang," imbuhnya.
Namun jika anak sudah mengalami kejang maka lihat lokasi mana kejadian tersebut
terjadi. Jika anak mengalami kejang di tempat tidur maka tidak terlalu berbahaya
akibat benturan.
Tapi jika anak mengalami kejang saat bermain atau berada di lantai, maka berikan
pengamanan bagi anak misalnya dengan meletakkan bantal atau sesuatu yang empuk
di sekitarnya dan kalau memungkinkan pindahkan anak ke tempat tidur.
memberikan satu atau dua sendok kopi pada balitanya. Orangtua percaya dengan
diberi kopi dapat mencegah anak terkena kejang-kejang.
Kebiasaan memberi kopi ke anak bahkan sudah menjadi tradisi oleh sebagian
masyarakat. Tapi benarkah memberikan kopi ke balita bisa membuat anak tak
terkena setip?
"Sampai saat ini kabar tersebut masih mitos dan belum pernah ada penelitian yang
bisa menjelaskan tentang hal tersebut," ujar dr Rifan Fauzie, SpA, saat
dihubungi detikHealth, Jumat (23/7/2010).
dr Rifan mengatakan hal yang lebih mengkhawatirkan lagi, ada beberapa orangtua
yang justru memberikan anaknya kopi saat sedang terjadi kejang. Kondisi ini
menurutnya sangat berbahaya, karena saat sedang kejang proses menelannya akan
terganggu.
"Kopi yang diberikan saat anak sedang kejang tidak akan masuk pencernaan atau ke
lambung, tapi akan masuk ke paru-paru. Nantinya kopi ini akan menimbulkan reaksi
yang bisa menyebabkan terjadinya peradangan di paru-paru," ungkap dokter yang
berpraktek di RSAB Harapan Kita.
Kopi yang dikonsumsi bisa merangsang sistem simpatik. Karenanya orang dewasa
yang jarang mengonsumsi kopi bisa menyebabkan jantung berdetak lebih cepat atau
menyebabkan diare jika minum kopi. Hal ini juga berlaku pada balita yang
diberikan kopi meskipun jumlahnya sangat sedikit.
"Pada intinya memberikan kopi pada anak-anak akan lebih banyak efek sampingnya
dibandingkan dengan manfaatnya," ujar dokter berusia 40 tahun ini.
Salah satu cara untuk mencegah anak mengalami kejang adalah dengan menurunkan
temperatur demamnya, misalnya dengan cara mengompres hangat, memberikan minum
yang banyak atau memberi obat penurun demam.
Karenanya penting bagi orangtua untuk memiliki termometer di rumah, jika anak
demam bisa secara teratur mengukur suhunya dan jika sudah mencapai suhu 37-38
derajat celsius segera beri pertolongan.
"Jika ada riwayat mengalami kejang atau pernah kejang demam sebelumnya,
disarankan untuk menurunkan temperaturnya agar tidak tinggi sehingga dapat
memicu kejang," imbuhnya.
Namun jika anak sudah mengalami kejang maka lihat lokasi mana kejadian tersebut
terjadi. Jika anak mengalami kejang di tempat tidur maka tidak terlalu berbahaya
akibat benturan.
Tapi jika anak mengalami kejang saat bermain atau berada di lantai, maka berikan
pengamanan bagi anak misalnya dengan meletakkan bantal atau sesuatu yang empuk
di sekitarnya dan kalau memungkinkan pindahkan anak ke tempat tidur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar